Rabu, 19 Oktober 2016

Yang diyakini, yang didapatkan

Di saat kita semua berlomba untuk mengejar impian dengan keyakinan bahwa impian itu baik bagi kita,  ada Allah yang Maha Mengetahui dengan ilmu-ilmuNya bahwa yang terbaik bagi kita tidak selalu sesuai dengan prasangka kita.

Lalu ada kalanya beberapa dari kita bahwa dengan meyakini usaha-usaha kita, kita pasti akan sampai pada impian yang telah kita gantungkan. Lalu di saat yang sama,  kita lupa bahwa Allah yang memiliki kehendak atas takdir-takdir kita.

Bukan keyakinan dan usaha saja yang mengantarkan kita sampai pada tujuan. Tapi hanya kebaikan Allah yang membuat kita sampai pada tujuan.

Pernahkah kamu mendengar sebuah cerita,  bahwa ada seorang hamba yang meminta keadilan pada Allah atas amalnya di dunia agar masuk surga.  Tetapi dia tidak mendapatkannya. Lalu dalam cerita itu terajarkan bahwa surga dan segala impian yang kita gantungkan hanya bisa dicapai dengan rahmat Allah,  bukan hanya pada amal dan usaha-usaha kita.

Jika suatu saat nanti kamu berada dalam pencapaian mimpi-mimpimu,  maka ingatlah bahwa pencapaian itu bukan sebatas bayaran atas usaha-usaha kamu.  Tapi di balik itu, ada Allah yang telah menghendaki kamu untuk berada disana.

Agar tidak sombong diri,  seperti Qorun yang mengatakan bahwa "ini semua adalah berkat upayaku" . Agar tidak lupa diri, seperti Firaun yang berkata "Aku adalah tu(h)an kamu sekalian. "

Sesungguhnya kita perlu bersantun-santun kepada Allah adalam mencapai tujuan

#selfreminder

Mataram, 20 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar