Rabu, 16 Maret 2016

Hey! Kita nggak mesti ‘seragam’ kok!





Muslimah, satu kata yang mungkin bisa membuat para bidadari cemburu, atau bahkan bisa buat akhi-akhi harus gudhul bashor dengan sebenar-benarnya (lahir-batin, maksudnya), yang kadang bisa buat para wanita diluar ‘label’ itu berdecak atau bahkan merasakan impact keteduhannya. MasyaAllah!
Ini membuatku seolah mengadakan penelitian kecil-kecilan (ceritanya), dengan menyodorkan sebuah pertanyaan singkat, padat dan jelas; “Muslimah, menurut kalian itu seperti apa sih?”. Dan ternyata jawabannya tak se simple itu, satu pertanyaan yang ternyata melahirkan anak-anak  jawaban yang nggak kalah MasyaAllahnya;
-kalem
-lembut
-manis (gulaa kali yak!)
-wajahnya teduh (mungkin saat itu muslimahnya sedang diselimuti awan mendung, heheh.. kidding)
-tutur katanya ‘enak’ didenger
-nggak ‘sembarangan’ sama lawan jenis (mungkin maksudnya; nggak colak-colek sambalado, nggak hahah..hihi.. ckckck… wkwkwk.. kali ya.. ^^)
-pintar
-ke-ibu-an (keibuan lho ya, bukan ‘ibuq-ibuq’)
-ramah
            Uffft….jawaban yang cukup membuat tarik nafaas, hempaskan, tariik nafaas lagi, hempaskan lagi (bukan Sya****i -_-!), dalam hati berdecak ‘banyak juga ya syaratnya’ :D. But, well, izinkan yang menulis ini menyampaikan beberapa atau secuuuil gambaran tentang muslimah yang ada di balik batok kepala ini, ekhemm (sebenernya belum pantes).
Ketika mendengar kata Muslimah, maka yang terlintas adalah nama-nama wanita LUAR BIASA yang saking luar biasanya hingga di sebutkan dalam kitab penuh cinta sekaligus panduan hidup, Al-qur’an karim dan hadist-hadist yang tak akan habis dihitung 10 jari kecil ini, siapakah dia? Adalah Maryam Binti Imran, yang terkenal dengan kesucian, kesabarannya, kepandaiannya menjaga maruah. Ada Khadijah Binti Khuwailid, satu-satunya wanita yang begitu beruntung, kenapa? Sebab beliau adalah satu-satunya wanita yang mendapat salam langsung dari Rabb seluruh alam, dikarenakan sikap beliau yang begitu penyayang penerimaan beliau terhadap Rasulullah, menjadi orang pertama yang mempercayai perihal kenabian Muhammad Saw, yang menyemangati Rasulullah dikala itu. Lanjut, ada Aisyah Binti Abu Bakar, siapa yang tak kenal dengan nama ini? Sosok perempuan yang terkenal cerdas, ceria nan manja, sosok yang karena kecerdasannya mampu melahirkan banyak hadist bahkan di usia 18 tahun!, kemudian tak lupa dengan sosok putri kesayangan Baginda Muhammad Saw, siapa lagi kalau bukan Fathimah Az-Zahra binti Muhammad yang bergelar Ummu Abiihaa (Ibu bagi ayahnya), wanita yang begitu sederhana dan mewarisi sikap-sikap sang Ibu dan Ayah yang begitu luar biasa,  yang juga mashur melalui kisah cinta dalam diamnya bersama Ali yang bahkan setanpun tak tahu tentang perasaan mereka, MasyaAllah!. Atau dengan Nusaibah bintu ka’ab yang terkenal dengan akhwat jago karate yang melindungi Rasulullah kemanapun beliau bergerak dalam perang.
Itu karakter yang sesuai dengan jenis kelamin yang nulis ya, kemudian beranjak sedikit saja, namun masih di lahan yang sama, lahan karakter. Ingin mengambil ibroh dari para Nabi dan sahabat-sahabat di zaman Rasulullah yang memiliki karakter yang lebih masyaAllah. Sebagaimana yang diriwayatkan imam Muslim tentang salah satu episode indah tentang perbedaan karakter Abu Bakar dan Umar. Perbedaan yang membuahkan penyikapan lain terhadap tawanan perang badar. Tetapi, masyaAllah dengarlah komentar Rasulullah Saw tentang perbedaan mereka;
“Sesungguhnya Allah melunakkan hati orang-orang tertentu sampai ada yang lebih lunak dari susu dan Allah mengeraskan hati orang-orang tertentu sampai ada yang lebih keras dari batu. Sesungguhnya engkau wahai Abu Bakar, bak Ibrahim yang berkata:
Barang siapa yang mengikutiku maka ia termasuk ke dalam golonganku, dan barang siapa yang mendurhakaiku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ibrahim 36)
Dan Engkau wahai Umar, tak ubahnya seperti Musa yang berkata:
“.. wahai Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka karena mereka tidak beriman hingga mereka menyaksikan siksa yang pedih” (QS. Yunus; 88). 
            Disini aku tersenyum, iya senyum, luar biasa, kan? Ya. Manis sekali rasanya perbedaan sikap dari tiap-tiap insan yang penuh dengan pembelajaran yang sejatinya bermuara pada satu hal, yaitu menjalankan islam yang rahmattan lil alamin. Alangkah sunyi dunia jika semuanya seragam, biarkan semua karunia karakter yang Allah lekatkan pada diri sendiri.  
            Oke, see.. kita nggak perlu maksain diri untuk menjadi orang lain, buat para muslimah yang manis-manis dan imut dengan jilbabnya, bahwa jilbab itu bukan topeng dan bukan tameng. Kita nggak perlu mendadak jadi pendiam ketika telah memutuskan berhijab, memaksakan diri yang kalau di rumah itu ceria dan membahana untuk menjadi seorang yang seperti tersebut di ciri-ciri sebelumnya, hanya tentu harus ada yang diingat, nggak semua orang bisa di perlakukan dengan seaseeelinya kita,taukan maksudnya? Ya. non mahram, lihat sikon juga ya J

Celupan warna Allah. Dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya dari pada Allah. Dan padaNya sajalah kami beribadah” (QS. Al-Baqarah 138)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar