Rabu, 16 Maret 2016

Episode Sholat Subuh





Lingkaran itu sudah rapi. “anak-anak, siapa yang tadi pagi sholat subuh?” sejumlah lengan kecil mengacung tinggi, sambil berteriak, “Saya! Saya!” Aku lihat ada beberapa anak yang terpaku tidak mengangkat tangannya. aku tanya satu persatu, “Apa yang membuatmu tak sholat subuh Sayang?”
“Itu, Buk. Lupa, Buk”
“Oh.. Kalau ….. (nama siswa)?”
Dengan wajah seolah malu, “saya tadi abis bangun langsung disuruh mandi trus makan trus  berangkat”
“Oh….Nah, Kalau … (nama siswa yang lain)?”
“Saya bangunnya udah pagi, tapi Ibu saya masih tidur, Bapak saya juga, mereka ndak pernah sholat, Buk, saya jadinya ndak sholat juga”
Setelah mendengar jawaban anak-anak yang tidak sholat subuh, aku memberikan mereka beberapa masukan dan tips agar mereka bisa menjalankan sholat subuh. Terlebih dengan berjamaah. Episode singkat ini terjadi di pagi hari sesaat sebelum kelas dibuka, sekitar beberapa bulan yang lalu. Yang saya ingat mereka adalah anak-anak yang lucu dan lugu, berusia sekitar 4-6 tahun, imut, cakep, cantik, dan manis. Saat itu aku sengaja bertanya begitu agar perlahan tapi pasti memahami bahwa sholat itu penting; bahwa sholat subuh itu disaksikan oleh para malaikat yang mulia.
Aku tahu mereka masih kecil dan belum mendapat kewajiban menjalankannya. Aku hanya melatih mereka agar terbiasa menjalankan sholat sejak dini. Mengajak dan mencontohkan sekaligus. Diantaranya ada yang melakukannya, sebagian ada yang kadang melakukannya, kadang juga tidak, sebagian bahkan sangat sulit untuk melakukannya. Kenapa ya? Sampai-sampai aku ingin sekali berada di samping mereka saat subuh tiba. Sekedar membantu membangunkan mereka untuk sholat subuh saja.
Kenyataannya aku tidak di samping mereka. Yang ada di samping mereka adalah orang tua mereka. Merekalah yang akan ditanya oleh Allah kelak, bukan aku. Betapa aku ingin tahu apakah pertanyaanku setiap pagi itu memberikan makna pada keyakinannya?; “apakah kalian sudah sholat subuh tadi pagi, Nak?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar