💐Notulensi Kajian Parenting 💐
*Komunikasi Efektif dalam Keluarga*
Narsum: dr. Aisyah Dahlan
🕌 Aula Masjid Al-Huda, Komplek Timah – Cimanggis, Depok
🧕dr. Aisyah Dahlan adalah seorang dokter yang juga “drug counselor”, belajar mengenai penanganan narkoba di Malaysia. Sejak tahun 1997, ia menangani pasien dengan masalah narkoba, selanjutnya berkembang menangani HIV-AIDS, LGBT. Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia meihat *sangat penting membangun rumah yang aman dan nyaman*.
Untuk membuat rumah menjadi nyaman, *perbanyak senyum* 😊 Senyum yang dilakukan dengan _menarik sudut bibir ke samping secara seimbang dan ditahan selama 7 detik_, akan merangsang keluarnya hormon dopamine.
Agar bisa sering tersenyum, kendalikan emosi. Wanita biasanya 2-3 hari sebelum menstruasi, cenderung mudah marah. Cara cepat mengendalikan marah: _tarik nafas panjang melalui hidung, hembuskan melalui mulut._
Semakin baik jika diiring istighfar. Saat mengucapkan _astaghfirullaah al-adziim_, kita mengeluarkan karbondioksida dan akan langsung menghirup oksigen. Berdasarkan riset, oksigen yang dihirup setelah istighfar, sebanyak 5 Liter. Sedangkan saat bernafas biasa, kita menghirup oksigen sebanyak 1 L. *Perlu diingat*: ucapkan istighfar dengan _muka cantik_ (tersenyum). Jika disampaikan dengan “muka jelek” (mimik galak, mata melotot), anak mungkin akan trauma dengan kalimat thoyyibah (diceritakan pasien dr. Aisyah yang trauma saat mendengar istighfar, karena ingat wajah galak ibunya yang menegur sambil istighfar).
Perlu diwaspadai musuh yang mengintai: narkoba, sex bebas, AIDS, LGBT, bully.
Dihadirkan 3 mantan pecandu: Adl (perempuan), Rz dan Dst (laki-laki).
Rz dikenalkan narkoba oleh abang kandung saat kls 6 SD karena ia sering menangis sehingga diberi ganja. Adl dikenalkan narkoba oleh teman perempuannya di pesantren saat SMA. Sedangkan Dst pertama kali kenal narkoba saat kelas 5 SD dari kakak kelasnya (kls 6 SD).
Pada kelas 5-6 SD, anak-anak cenderung “galau” karena masa awal pubertas, dikenal sebagai : “fase pancaroba”. Ditambah lagi stres menjelang ujian nasional. *Orang tua perlu memahami gejolak emosi anak.*
Salah satu faktor utama yang ditemui dari pasien narkoba adalah adalah *hubungan yang kurang/ tidak dekat dengan orangtua*. Adl merasa tidak dekat dengan ortu karena merasa ayahnya galak dan ibu cerewat. Rz jarang di rumah karena ayah dan ibu sering berantem di depan anak-anak, sehingga ia merasa kesal sekaligus sedih. Dst menceritakan pernah ketauan ortu saat pakai narkoba, tapi tidak dimarahi. Hubungan dengan ortu sebelumnya biasa saja, setelah pakai narkoba jadi menjauh.
Pemakaian narkoba akan merusak sel otak secara permanen (dibuktikan melalui MRI). Namun Allah ciptakan sel otak yang banyak, 100 milyar. Bahkan jika usia manusia hidup 100 tahun, belum akan terisi semua sel otak manusia. Sehingga penanganan narkoba bertujuan untuk memberi masukan/ pembelajaran baru pada sel otak yang masih sehat.
Yang pertama kali dirusak oleh narkoba dan LGBT adalah otak bagian dalam, yaitu otak emosi (sistem limbik). Seluruh mamalia Allah berikan otak emosi sehingga bisa marah, sedih, tersingung, juga gembira.
Otak dibagi menjadi 2 belahan, otak belahan kanan dan kiri dengan cara kerja yang menyilang. Belahan kanaan mengatur gerakan organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. ( _jadi kalau ada orang yang bilang otak miring, jangan marah… karena memang betul_ 😛)
Para mantan pecandu mengakui bahwa pada fase awal kehidupannya, mereka diajarkan sholat, ngaji tapi tidak diajarkan pengetahuan tentang narkoba (jenis apa, ciri-ciri apa). Diajarkan babi haram, tapi tidak disampaikan bahwa narkoba haram. *Perlu mengajarkan tentang bahaya narkoba, tapi harus mengkomunikasikan dengan tepat*, bedakan cara berbicara dengan anak laki-laki dan anak perempuan. Perlu *mengenali perbedaan otak anak laki-laki dan anak perempuan*:
1. Pusat program bahasa dan bicara, pada laki-laki hanya ada di belahan otak sebelah kiri sedangkan pada perempuan ada di belahan otak sebelah kiri dan kanan depan. Karenanya perempuan lebih banyak bicara dan bisa bekerja sambil terus bicara.
Dalam sehari, laki-laki mengeluarkan kata-kata sebanyak rata-rata 7000 kata. Laki-laki yang pendiam mengeluarkan 5000 kata dan laki-laki yang senang bicara mengeluarkan 9000 kata. Sedangkan perempuan mengeluarkan rata-rata 20.000 kata/ hari. Perempuan yang pendiam mengeluarkan 18.000 kata dan perempuan yang senang bicara mengeluarkan 24.000 kata. Jika perempuan mengeluarkan kurang dari 16.000 kata dalam sehari, biasanya akan sulit untuk tidur pada malam harinya. Cara untuk menyalurkan 20.000 kata dalam sehari: tilawah dan dzikr.
Pantang untuk menasehati anak laki-laki di malam hari karena mungkin sudah habis 7000 kata di sekolah. Begitupun dengan bapak-bapak, jangan kesal jika mengajak bicara suami bicara di malam hari dan hanya dijawab “ehm” (7000 kata sudah habis di kantor :D). Paling ideal, seminggu sekali jalan bersama suami di siang hari dan mengobrol di saat tsb. Banyak orang yang belum paham mengatakan: _“kalau di kantor banyak omong, kalau di rumah diam.”_ Jika tidak bisa mengagendakan ngobrol seminggu sekali, bersabar tunggu suami pensiun, nanti 70.000 kata akan buat istrinya di rumah, hehe
Begitupun saat menyapa anak sepulang sekolah, akan berbeda respon anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki akan menjawab sekedarnya, anak perempuan akan bercerita banyak. _Tips: 1x dalam sebulan, jemput anak laki-laki sepulang sekolah dan ajak makan_🍜🍦🧁 (pantang menasehati saat anak dalam keadaan lapar). dr. Aisyah menjadwalkan sesuai tanggal lahir anak-anaknya. Saat anak sudah makan, barulah masukkan nasehat atau berdiskusi atau menyampaikan aturan. Biasanya kedua menjadi lebih siap dan lebih mudah bernegosiasi.
2. Otak perempuan tersusun untuk bereaksi pada orang dan wajah-wajah, sedangkan otak laki-laki bereaksi (senang) pada benda dan bentuknya serta menggerakkannya.
Saat berbicara dengan anak perempuan, lihat wajahnya.
Jika anak laki-laki tidak melihat wajah saat ortu mengajak bicara, bukan membangkang tapi karena benda lebih menarik baginya. Begitupun dengan suami, akan merespon istrinya sekedarnya saat sedang menggunakan gadget. (kalau mau tanya suami: “aku sudah cantik belum?” kirim foto sehingga dapat suami merespon dengan baik karena melihatnya melalui “benda”?) 😂
Jika bicara dengan anak laki-laki, jangan memaksa untuk melihat mata kita. (perempuan berbicara dengan kontak mata, laki-laki kurang menyukai kontak mata).
3. Perempuan memiliki sudut pandang yang luas, sedangkan laki-laki memiliki sudut pandang yang sempit tapi panjang ke depan.
saat berbicara dengan laki-laki, ajukan topik satu per satu karena tidak bisa langsung berbarengan dengan beragam topik.
Suami dapat melihat jarak jauh (mata pemburu). Maka percayakan sepenuhnya saat suami menyetir, karena ia lebih bisa melihat jauh ke depan ( _biasanya para istri bawel: awas..ati-ati.._)
Laki-laki biasanya kesulitan saat mencari barang karena pandangannya lurus. Bantu dengan respon yang tetap positif (jangan marah: cari dong pake mata” karena dia sudah mencari dengan matanya yang memandang lurus ke depan)
Usahakan tidak duduk di samping saat berbicara dengan suami, karena ia tidak akan bisa melihat dengan baik.
Perempuan sering salah tunjuk arah dan sulit memahami penjelasan mengenai arah/ membaca peta. Langsung sampaikan ada di sebelah mana dari toko terdekat.
Suami senang mendengar suara istrinya yang manja. Sehingga otak suami menganggap dia harus melindungi istrinya sebagai “gadis kecil”. Tapi tetap tegas dan jangan pernah bicara manja saat bicara dengan atasan laki-laki karena dianggap lemah dan tidak profesional, atasan laki-laki tidak akan menyukainya (apalagi istri sang atasan tsb😜).
4. Otak tengan (corpus colosum) perempuan lebih tebal dibanding laki-laki, sehingga perempuan bisa mengerjakan banyak pekerjaan dalam 1 waktu (tangan kiri balas WA, tangan kanan oseng sayuran, kaki ngepel, hehe) Sedangkan pada laki-laki lebih tipis sehingga saat mengerjakan sesuatu di depannya, dalam 10 menit mereka akan fokus dan pendengaran menurun.
Banyak anak laki-laki maupun para bapak heran, kenapa ibu selalu marah saat memanggil mereka. Ini karena sudah panggilan ke-3 dan 4, Ibu memanggil dengan wajah cantik pada panggilan pertama, selanjutnya kesaal. Perbaiki komunikasi, pahami bahwa laki-laki bukan sengaja tidak mau mendengar panggilan, tapi memang tidak mendengar (pendengaran menurun) karena sedang konsentrasi. Jadiii, _tetap tersenyum dan pertahankan wajah cantik sampai panggilan ke-5_ , atau panggil sambil menyentuhnya.
Perempuan jangan sombong karena bisa mengerjakan banyak hal, karena itu memang fitrahnya. Juga tidak perlu mengeluh karena merasa mengerjakan banyak hal (“ semua ibu, apa-apa ibu”) karena multitasking memang kemampuan perempuan.
5. Ada perbedaan dalam cara menyimak. Perempuan dapat menyimak/ merespon dengan banyak ekspresi (berubah-ubah) dalam waktu 10 menit. Namun laki-laki hanya merespon dengan 1 ekspresi dalam 10 menit, setelahnya baru dapat mengubah ekspresi lainnya.
Tidak perlu kesal lagi saat suami/ anak laki-laki terkesan kaku responnya saat menyimak ibu, tunggu saja saat mereka siap diajak bicara lagi (ibu pergi dulu aja ke dapur :D). Saat sudah siap, anak biasanya akan mendatangi ibu di dapur atau suami akan memanggil.
Kesimpulan, untuk membangun komunikasi efektif dalam keluarga:
🏡Ciptakan rumah yang aman dan nyaman dengan senyum
🧠Pahami perbedaan otak laki-laki dan perempuan
#disimpan, jadi bekal