Kamis, 21 Maret 2019

"Suatu saat, saat kita sudah benar bersama. Aku ingin mengajakmu membeli sekarung kebahagiaan, lalu kita bagikan pada siapa saja yang tak sengaja kita temui di jalan. Aku ingin sering-sering melihat senyum tulusmu karena kau berbahagia telah membuat orang lain bahagia."


Aku si terserah Tuhan saja, kalau Tuhan pilihnya aku buat kamu. Aku bisa apa. Kamu yang sabar ya".

Stok sabar harus super banyak! Kalo kata Kak Lili, ketika kamu menikah, ingatlah namamu sekarang adalah Iin Wahyuningsi Sabariyah. >,<

Akan Terlewati


pagi ini kamu duduk di tepi tempat tidurmu. kamu mengusap-usap muka, mengumpulkan keberanian dan semangat untuk melewati satu hari lagi. saat yang sama kemarin, atau kemarin lusa, atau minggu lalu, atau bertahun-tahun lalu, kamu pernah duduk seperti ini dan berpikir bahwa kamu tidak akan bisa melalui hari itu.
tapi kamu melaluinya. kamu melewatinya. meskipun hari-hari itu kembali berakhir dengan kurang menyenangkan, kamu bisa. berkali-kali kamu ingin tidur saja, tidak masuk sekolah, tidak masuk kuliah, tidak masuk kerja, tidak bangun untuk melakukan hal-hal yang menjadi tanggung jawab. tidak jarang, yang membuatmu ingin pergi bukanlah kewajibanmu, melainkan bagaimana lingkungan dan sekitar membuatmu merasa tidak mampu, tidak berharga.
tapi kamu bangun. kamu melaluinya. kamu melewatinya. kadang, yang membuatmu semangat hanya sekadar makanan enak, hanya sekadar wangi kendaraan yang kamu tumpangi, hanya suara-suara dan lagu yang kamu suka, hanya seseorang yang ingin kamu temui. tak masalah. kamu tahu apa sumber kebahagiaanmu dan itulah yang penting!
ada hari-hari di mana semangat tidak ada. pada hari itu, tolong, temukanlah sesuatu yang akan membuatmu bertahan. kamu tahu apa sesuatu itu. bangunlah sekali lagi. bertahanlah satu hari lagi.
suatu pagi nanti, kamu akan bangun dari bermimpi tentang masa lalu. percayalah, kamu akan tersenyum dan bersyukur karena semua telah terlewati. semua akan terlewati

-Iin Wahyuningsi
Mataram, 22 Maret 2019

Rabu, 20 Maret 2019

Tak Cukup

Hai, kamu yang menyatakan perasaanmu di saat aku berada di atas.
Di saat karirku cemerlang.
Di saat aku sedang cantik-cantiknya.
Di saat aku membuatmu kagum, entah dari sisi baikku yang muncul tiap kali kita bertemu, entah ide-ide cemerlangku yang ternyata juga menyihirmu, entah aku yang kepergok penuh kehangatan sejauh kamu diam-diam memerhatikanku.
Akankah kamu tetap memertahankan perasaan itu padaku, saat aku sedang kehilangan diriku sendiri? Saat kamu ternyata melihat banyak sekali kurangku? Saat aku sedang jatuh-jatuhnya?
Akankah kamu tetap memertahankan perasaan itu meski rasanya aku saja ingin menyerah dan bersembunyi, atau masuk lorong waktu dan lompat ke masa yang akan datang?
Akankah kamu tetap memertahankan perasaanmu itu…?
Perasaan saja tak cukup untuk memintaku hidup bersamamu. Karena aku tahu, semua sisi burukku belum tentu membuat kamu jatuh cinta setiap hari padaku. Aku sepenuhnya sadar cinta bukan penggerak satu-satunya.
Maka balut semuanya dengan iman dan keteguhan hati…aku tak bakal menjanjikan semua ini mudah, namun aku percaya rahmatNya yang akan menuntun kita terus menjadi versi terbaik kita setiap harinya, atasnama cinta padaNya. Menjalar menjadi pribadi yang patut dicintai dari hari ke hari, karena upaya berbenahnya.
Tak ada yang sempurna, tersisa kita yang tak henti mengusaha.
Mungkin kelak aku melakukan kesalahan-kesalahan, tapi orang beriman lapang hatinya untuk memaafkan.
Mungkin kelak aibku membuatmu terkaget-kaget, tapi yang teguh hatinya bahwa semua makhluk diciptakan dengan cela, akan menerima.
Mungkin kelak aku menghiasi harimu dengan hal-hal bodoh atau menyeretmu ikut serta dalam kegagalanku, tapi orang yang beriman dan teguh hatinya percaya bahwa semua ini sementara. Percaya bahwa Tuhan menilai semua prosesnya. Percaya bahwa masing-masing dari kita akan diuji sesuai kadarnya.
Teguh pula untuk fokus pada jalan keluar tiap masalah, bukan malah merutuki atau menyalahkan satu sama lain.
Kalau itu juga kamu temukan padaku, kalau aku kamu nilai juga sama eratnya memegang iman dan keteguhan hati ini, sepertinya kita cocok jalan bersama :)
Karena jatuh hati saja tak cukup…

Iin Wahyuningsi
Rumah, di Penghujung Februari 2019

Ada banyak jawaban selain ‘baik’ waktu ditanya gimana kabarnya. Misalnya… “Aku lagi sakit”, “Aku lagi cemas”, “Aku lagi kepikiran…” Kamu boleh nggak baik-baik saja, aku malah curiga kalau kamu baik terus…hati kamu masih hati, atau udah batu. Tapi aku tetap menghargai, kalau kamu selalu jawab baik-baik saja. Mungkin kamu sudah tuntas bercerita padaNya, dan merasa takperlu mengungkapkan segala resah itu padaku, yang sok-sokan tanya kabar…padahal belum tentu sanggup menjadi pendengar yang baik atas apapun-itu-nanti-jawabanmu. Teriring doa, semoga kamu senantiasa baik-baik saja :)


Selasa, 19 Maret 2019

“Usahamu pastilah terbatas, sedangkan doa-doamu tidak ada batas. Ia bebas dengan bagaimanapun kondisimu, sebanyak apapun kekuranganmu, dan sebesar apapun ketakutanmu. Selagi kamu ada keinginan dan keyakinan, berdoalah, jangan takut.”
Setiap cerita akan ada beberapa episode di dalamnya, dari pembukaan, awal mula, pertemuan, perpisahan, bagian inti, dan penutup. Sama dengan kehidupan nyatamu, yang berbeda hanya episode dalam hidupmu tidak sedikitpun kamu tau apa itu judulnya. Biarkan orang lain yang membaca cerita hidupmu, tugasmu hanya menjalaninya dengan semua hiasan dunia yang ada.
Jika saja kamu terkesima dan merasa takjub dengan cerita fantasi berbumbu magic dan keajaiban, dunia ini juga sama. Yang berbeda, jika pada cerita fiksi ada tongkat sihir dan mantranya, maka di dunia nyatamu ada tangan yang bisa menengadah dan lantunan doa-doa, tentu lebih menenangkan jika apapun bisa kamu tumpahkan, pada setiap sujud dan kesendirianmu, tidak ada yang mengetahui tangisan lirih kecuali kamu dan tuhanmu. Setenang itu bukan.
Saat semua usaha telah dilakukan, saat keringat sudah basah, dan saat menunggu hasil sudah tiba, maka biarkanlah Allah yang mengatur jawaban dan hasilnya, berdoalah dengan tenang dan yakin akan kebaikan dari semua hasil nanti. Diterima atau ditolak, berhenti atau melanjutkan, semua ada kebaikannya. Tetap semangat dan berhusnudzon.
Untukmu yang sedang berusaha, libatkan Allah dalam setiap usahamu, taruhlah doa sebagai pembuka, penengah, dan penutup usahamu. Dan biarkan hatimu tenang dengan semua ketetapan dan pemberiannya, karena hatimu pantas untuk bahagia, bukan terkurung dalam ambisi dan kesedihan yang panjang.


Iin Wahyuningsi
Mataram, 20 Maret 2019