*Tepat sebelum angka lima belas kosong delapan, saat sarapan dengan posisi si A dan si B sepiring berdua, si C dan si D dengan piring masing-masing*
B: Pak, hari ini tanggal empat belas
agustus
A: Iya, kenapa?
B: besok tanggal berapa dong?
A: Tanggal lima belas dong
agustus
A: Iya, kenapa?
B: besok tanggal berapa dong?
A: Tanggal lima belas dong
(Tetiba terdengar suara cekikikan dari si C dan si D, yang entah mulai mengerti atau memang benar-benar menertawakan si B)
B: Besok tanggal lima belas agustus, Pak..
(Sluuuurpp, tetiba suapan nasi dari tangan si A masuk begitu saja ke mulut si B)
A: selamat ulang tahun, ini dah kado dari Bapak.. Enak ndak?
(Mendadak si C dan si D tertawa lepas)
B: Pak, kan tanggal lima belasnya besok..
(Sambil nelen makanan)
(Sambil nelen makanan)
A: iya, jadikan Bapak orang pertama yang ngucapin, orang pertama yang kasi kado..
***
*Tepat di tanggal lima belas kosong delapan pukul enam sore*
B: Abang, ini apa? Siapa punya?
(Nyodorin bungkusan unyu-unyu)
C: Tadi ada yang dateng, nitipin itu, abis
itu, katanya kasi kalo udah pulang,
dan yang ngasi juga buru-buru pulang.
(Nyodorin bungkusan unyu-unyu)
C: Tadi ada yang dateng, nitipin itu, abis
itu, katanya kasi kalo udah pulang,
dan yang ngasi juga buru-buru pulang.
(Bungkusan unyu-unyu-nya dibuka; nemu sajadah beserta selembar kertas putih lengkap dengan tulisan; si B langsung merasa terharu sekaligus terhore, pengen nangis tapi jadi senyum-senyum sendiri, ah.. Di akhir tulisan itu tertulis: Tertanda: (Sebut saja) si Zahra)
***
Sekilas cerpen yang cukup penting nggak penting, tapi tetep bermakna, tetep punya cerita, punya kesan yang daleeeem sekali.
Tentang angka lima belas kosong delapan dan aku..
Tentang angka lima belas kosong delapan dan aku..
Kado dan angka itu rasanya lekat sekali, dan jika dipikir lagi, sebenarnya kado itu ada setiap saat;
Saat kita ditimpa kesulitan atau butuh sesuatu yang tanpa menyampaikan kepada siapapun tetiba Allah mudahkan dengan mengirim bala bantuan yang selalu datangnya dari arah anatah berantah, yang seringnya nggak sampai dilogika, kemudian sesuatu itu menjadi ringan begitu aja.
Saat kita bertemu langit pagi kemudian bertemu lagi langit malam dengan kondisi keluarga yang utuh, Allah guratkan senyum dipipi, lengkap dengan anggota tubuh yang baik.
Saat kita semudah mengucapkan syukur saat apapun perasaan yang kita alami, karna itu artinya iman kita masih baik; selalu berbaik sangka pada-Nya.
Saat kita dengan begitu mudahnya mendapatkan orang-orang di sekitar kita tersenyum ceria, tertawa bersama.
Atau saat Allah berikan ke mudahan-kemudahan untuk kita dalam memudahkan urusan orang lain.
Kado itu sesederhana itu, benar-benar sesederhana itu.
Kado itu ada setiap saat, maka perbaiki cara mencarinya, iyakan In.. :)
Jangan (mudah) menyerah,..
Rumah, 15 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar