Sabtu, 18 April 2020

Ketenangan Hati

Selepas dinyatakan hamil lagi, suami meminta saya untuk lebih fokus kepada si Dedek. Saya diminta berhenti bekerja. Saya sih denial, ngakunya ikhlas dan baik-baik saja. Padahal mah takut juga nggak punya pegangan di tengah bulan kalau mau beli sesuatu yang peruntukannya untuk saya sendiri--yang biasanya saya beli pakai uang hasil kerja. Haha. Ngakunya enteng-enteng aja ngelepas, padahal saya berusaha cari 'income' lain selain jualan. 

Sampai kemarin saya ditegur sama Allah sewaktu datang ke sebuah kajian. Kehilangan harta adalah sesuatu yang paling ringan ujiannya, ada yang lebih berat dari itu yaitu kehilangan ketenangan  hati.

"Ketenangan hati itu datangnya dari Allah, mintanya ke Allah. Bukan minta pada materi. Apakah setelah punya banyak uang menjamin ketenangan hati? Kalian pikir orang kaya banyak uangnya pasti bahagia? Kalau kita sandarkan kebahagiaan itu pada harta, hati-hati syirik."

Jleb. Jleb buat saya yang kelimpungan ini. 

Mintanya ke Allah. Saya masih takut sama nggak punya uang. Padahal segala sesuatu sudah dijamin sama Allah. Saya masih takut aja...takut banyak hal, ternyata Allah sedang mencabut nikmat ketenangan hati itu dari saya. 

Sedih sih. Menerima kenyataan bahwa diri ini sungguh sudah salah meletakkan persepsi akan lebih tenang dan enak hidup ini kalau ada 'uangnya'. Siapa yang menjamin?

Haha terngiang kata-kata si Kakak kalau saya lagi suka ndableg : "kaya ndak punya Tuhan aja kamu itu!"

Hehehehe....


Dear aku, sadarlah :))))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar