Jumat, 13 Desember 2019

teruntuk hati


Dibanding jadi yang dieluh eluhkan. Harta berlimpah. Bukankah yang lebih kita idam idamkan adalah hidup yang dilimpahi berkah. Dan urusan urusan yang dipermudah.
Bukankah yang lebih diharap harapkan. Hati diberi ketenangan. Dijauhkan dari segala gelisah dan resah. Dari itu, agar tak tersakiti maka jangan menyakiti. Pilihlah diksi diksi bertutur yang menenteramkan hati.
Bukan harta yang menenteramkan. Bukan pujian pula bukan pengakuan. Tapi ridho Allah yang meliputi kehidupan kita yang bisa membuat hati tenang. Menyala semestinya hingga kita bisa berjalan dengan cahaya. Tak redup sebelum tiba ditujuan. Pula tak membakar hingga merusak setiap ikatan.
Tak mesti selalu harus punya, bagi hati yang senantiasa kaya. Tak cukup segala isi dunia bagi hati yang tak cukup Allah saja di sana :')


Rabu, 11 Desember 2019

“Ya Allah,jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati,tetapkanlah hati kami dalam keimanan,teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan,ringankanlah jiwa kami untuk berkorban,maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah dariMu”

aamiin...
Kisah Musa a.s berisi jutaan hikmah. Salah satu yang selalu bikin amaze adalah kisah perjalanan pertama Musa a.s ke Madyan. Do'anya singkat, sederhana, namun dalam penih pemaknaan atas ‘hamba’

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”

Di tengah payah dan lemah keadaannya, Allah datangkan anak Syu'aib, Allah berdayakan Musa a.s, Allah karuniakan anak Syu'aib sebagai pendamping hidup, dan Allah sempurnakan nikmatnya dengan risalah kenabian.

Dalam payahnya Musa a.s menunjukkan kualitasnya sebagai hamba. Bahwa ia tidak meminta apa yang ia inginkan, karena ia tahu bahwa Allah lebih tahu tentang apa yg ia butuhkan. Ia merendah, menyerahkan segala keperluan kepada Dzat yang mengatur segalanya.

Dari Musa a.s kita belajar, bahwa puncak penghambaan adalah percaya. Percaya bahwa kapasitas kita bukanlah utk menentukan apa yang baik menurut kita, tapi utk mempercayakan kebaikan seutuhnya kepada Yang Maha Baik. Bahwa menjadi hamba seutuhnya hanya akan menambah kebaikan seluruhnya.