Kalau kita mau merenung lebih banyak, menghentikan sejenak diri dari rutinitas. Kemudian mengambil waktu untuk menyaksikan bagaimana setiap manusia bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Lantas menyelami setiap sisi kehidupan manusia dari matahari terbit hingga hilang dari permukaan.
Rasanya, keberadaan kita di dunia ini seperti sama sekali tidak berarti. Tidak lebih berarti dan bermanfaat dibandingkan orang-orang yang selama ini mungkin kita pandanga sebelah mata. Orang yang secara materi tidak lebih baik dari kita, yang secara penampilan tidak lebih bersih dari kita, juga mungkin secara beribadah tidak lebih mudah dari kita.
Betapa sombongnya diri kita sehingga kita merasa hidup kita yang terlihat mudah dan menyenangkan ini, dengan segenap cita-cita yang tinggi, dengan segudang kebahagiaan, makanan yang lezat, juga kemudahan lain. Kemudian kita merasa bahwa kita adalah orang baik, barangkali lebih mudah masuk surga.
Kalau saya ajukan pertanyaan tentang; apa yang sudah kita lakukan hari ini sehingga memberi manfaat kepada banyak orang?
Apakah waktu kita hari ini hanya habis untuk duduk manis di depan komputer, menulis segala hal indah dan sendu, atau habis bercengkerama dengan teman kemudian tertawa terbahak, atau habis dengan duduk di ruang diskusi membaca semua hal. Kemudian kita merasa sudah melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Bermanfaat untuk diri sendiri? Betapa egoisnya kita selama ini, melakukan segala sesuatu hanya untuk kebermanfaatan diri sendiri.
Jangan-jangan keberadaan kita di dunia ini tidak lebih bermanfaat dibanding dengan keberadaan para pemulung, tanpa saya bermaksud merendahkan pekerjaan tersebut. Barangkali “nilai” mereka lebih baik dari kita, kita sibuk berpikir bagaimana hidup kita nanti menjadi lebih baik, lebih kaya, lebih tinggi derajatnya. Kita lupa bahwa sebagaian besar orang seperti mereka (pemulung), sibuk membersihkan hal-hal itu demi kota yang lebih bersih.
Nilai hakiki kita tidak lebih baik dari orang-orang yang selama ini kita pendang sebelah mata, bukankah nilai manusia tidak diukur dari label pendidikan, banyaknya harta, paras, dan segala hal yang bersifat tidak selamanya.
Kelak timbangan kita hanya mau menimbang amal, bukan harta, bukan hal lain yang selama ini kita kejar. Dan amal itu adalah buah dari kebermanfaatan kita selama hidup. Jadi, hari ini apakah kita sudah memberi manfaat?
-Rumah, Di Penghujung hari kartini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar