“Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.” Demikian ujar Ibnu Taimiyah rahimahullahu Ta’ala.
Dunia, di tanah yang kita pijak ini—suka dan duka jaraknya begitu dekat. Datang silih berganti seolah bergulir dari tegukan pertama, kedua, ketiga lalu disusul tegukan-tegukan berikutnya.
Maka berbahagialah mereka, yang mampu menemukan surga di dalam dunia yang kesenangannya hanya sekedipan mata. Mereka yang tidak hilang syukurnya meski musibah datang bertubi-tubi menimpa.
Jiwanya telah terlebih dahulu jatuh cinta kepada Allah, prasangkanya, lisannya…
“Surga dunia..” Terang Ibnul Qayyim rahimahullahu, “..adalah dengan engkau mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat Allah..”
“…merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat kepada-Nya. Menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut namun dibarengi pengharapan seutuhnya kepada-Nya. Senantiasa bertawakkal kepada-Nya, dan hanya menyerahkan segala urusan kepada-Nya.” Demikianlah, beliau rahimahullahu Ta’ala menjelaskan.
Maka… tersebutlah surga dunia.
…sudahkah kita memasukinya? Sudahkah kita saling mengingatkan untuk meraihnya? Diriku, terutama. Pahamilah, bahwa kedipan matamu itu tak akan pernah lebih lama jika dibandingkan dengan terpejamnya matamu, nantinya.